Sekarang pukul?

Senin, 01 Juni 2015

Review Buku Psikologi Perkembangan Islami

DATA BUKU
jagrafindo Persada

 JumlahJumlah Halaman : 369

        Buku karangan Aliah B. Purwakania Hasan ini memang sangatlah bagus. Isinya sangat lengkap membahas secara detail mengenai psikologi perkembangan islami. Mulai dari paradigma dasar psikologi perkembangan islam; faktor hereditas dalam perkembangan; perkembangan prakelahiran; perkembangan fisik; perkembangan kognitif; perkembangan emosional; perkembangan sosial; perkembangan bahasa; perkembangan peran jenis kelamin; perkembangan moral; perkembangan spiritual; kematian dan kehidupan setalah mati.

        Penulis juga mengemukakan bahwa umat Islam memerlukan metode penelitian yang sesuai untuk mengembangkan psikologi dalam perspektif Islam. Untuk itu perlu dilihat ayat-ayat qauliyah dan kauniyah. Ayat qauliyah berasal dari al-Quran dan Hadis, sedangkan ayat kauniyah berasal dari pengamatan alam semesta. Pendekatan yang lebih pas untuk psikologi Islam adalah gabungan antara metodologi Tafsir al-Quran dan Hadis serta metode ilmu pengetahuan modern pada umumnya.

        Pendekatan yang dilakukan oleh penulis dalam menyampaikan pemikirannya tentang psikologi perkembangan islami ini bukanlah sebuah kritik maupun kecaman terhadap arus-arus psikologi yang memang telah mapan. Melainkan lebih kepada memberi wawasan Islam pada konsep-konsep psikologi kontemporer serta memanfaatkan hasil-hasil pemikiran ahli-ahli psikologi aliran kontemporer tersebut dalam usaha peningkatan kesejahteraan manusia, jika justru ditemukan hal-hal yang justru tidak sesuai, maka mari sama-sama kita memperbaikinya.

        Berangkat dari pengertian psikologi sebagai ilmu yang menelaah perilaku manusia, para ahli psikologi umumnya berpandangan bahwa kondisi ragawi, kualitas kejiwaan, dan situasi lingkungan merupakan penentu utama perilaku dan corak kepribadian manusia. Dalam hal ini unsur rohani tidak masuk hitungan, karena dianggap termasuk dimensi kejiwaan dan merupakan penghayatan subjektif semata. Di samping itu, filsafat manusia yang melandasi psikologi bercorak antroposentrisme di mana manusia ditempatkan sebagai pusat dari segala pegalaman dan segenap relasinya serta penentu utama segala peristiwa yang berkaitan dengan manusia dan kemanusiaan.

        Sampai akhir abad keduapuluh, terdapat empat aliran besar psikologi yakni Psikoanalisis, Perilaku (Behaviorisme), Humanistik, dan Transpersonal. Masing-masing aliran melihat manusia dari sudut pandang berbeda, dan dengan metodologi tertentu berhasil menentukan berbagai dimensi dan asas tentang kehidupan manusia, lalu membangun teori dan filsafat tentang manusia.

        Aliran Psikoanalisis yang dipelopori oleh Freud (1856 – 1939) berangkat dari pengalaman dengan para pasiennnya. Ia menemukan berbagai dimensi dan prinsip tentang manusia, kemudian menyususn teori yang sangat mendasar, majemuk, serta luas implikasinya dalam bidang ilmu-ilmu sosial, humaniora, filsafat, dan ilmu agama, serta memberikan inspirasi terhadap berbagai karya seni.

         Freud berpendapat bahwa kepribadian manusia terdiri atas tiga sistem yaitu Id (dorongan-dorongan biologis), Ego (kesadaran terhadap realitas kehidupan), dan Superego (kesadaran normatif) yang berinteraksi satu sama lain dan masing-masing memiliki fungsi dan mekanisme yang khusus. Id adalah berbagai potensi yang terbawa sejak lahir, insting dan nafsu primer, sumber energi psikis yang memberi daya kepada Ego dan Superego untuk menjalankan fungsi-fungsinya. Selain dari itu, manusia juga memiliki tiga tingkatan kesadaran yaitu Alam Sadar (The Conscious), Alam Prasadar (The Preconscious), dan Alam Taksadar (The Unconscious). Psikoanalisis klasik dari Freud beranggapan bahwa perilaku manusia banyak dipengaruhi oleh Alam Taksadar dan dorongan-dorongan biologis (termasuk nafsu) yang selalu menuntut kenikmatan untuk segera dipenuhi. Dengan demikian, Psikoanalisis klasik beranggapan bahwa pada hakikatnya manusia adalah buruk, liar, kejam, sarat nafsu, egois dan sejenisnya yang berorientasi pada kenikmatan jasmani.
Aliran Perilaku (Behaviorisme) beranggapan bahwa manusia pada hakikatnya netral, baik buruknya perilaku seseorang dipengaruhi oleh situasi dan perlakuan yang dialaminya.

        Psikologi Perilaku memberikan sumbangan besar dengan ditemukannya asas-asas perubahan perilaku yang banyak digunakan dalam kegiatan pendidikan, psikoterapi, pembentukan kebiasaan, perubahan sikap, dan penertiban sosial melalui law enforcement.
        Dalam Psikologi Perkembangan, terdapat tiga aliran yang mempengaruhi perkembangan seseorang. Yaitu aliran Nativisme, dipelopori Arthur Schopenhauer (1788-1860), yang menitik beratkan pada pandangan bahwa peran sifat bawaan dan keturunan sebagai penentu perkembangan tingkah laku, persepsi tentang ruang dan waktu tergantung pada faktor-faktor alamiah atau pembawaan dari lahir.
        Aliran kedua adalah empirisme, yang dipelopori John Locke (1632-1704) menitik beratkan pandangannya pada peranan lingkungan sebagai penentu perkembangan tingkah laku. Ketiga, aliran Konvergensi, dipelopori William Stern (1871-1929) yang menggabungkan dua aliran di atas.
        Dalam konteks Islam, Nabi SAW menjelaskan berbagai faktor yang mempengaruhi perkembangan itu, antara lain:
        Pertama, faktor hereditas. Dalam sebuah hadits Nabi SAW menjelaskan tentang pengaruh ini: Seorang dari Bani Fazarah datang kepada Nabi SAW dan berkata, “Istriku telah melahirkan anak berkulit hitam,” ia seakan-akan tidak mengakuinya. Rasulullah bersabda, “Apakah kamu memiliki unta?” Lelaki itu menjawab, “Ya.” Rasulullah bertanya, ”Apa warnanya?” Lelaki itu menjawab, ”Merah.” Rasulullah bertanya lagi, ”Apakah ada warna hitam pada unta itu?” Lelaki itu menjawab, “Sebenarnya kehitam-hitaman. Entah dari mana datangnya warna itu.” Rasulullah bersabda, “Mungkin karena faktor keturunan.” (HR. Ahmad). Dari hadits ini tergambar bahwa faktor hereditas mempengaruhi warna kulit seseorang, ciri-ciri fisik tidak harus diwarisi dari orangtuanya saja, tapi bisa juga dari nenek moyang. Sifat fisik inilah yang disebut sifat keturunan.

        Kedua, faktor lingkungan. Pengaruh lingkungan juga tak kalah penting. Nabi SAW menerangkan bagaimana pengaruh orangtua terhadap agama, moral, dan psikologis perkembangan anak: ”Tiadalah seorang anak itu dilahirkan kecuali dalam keadaan suci. Maka kedua orangtuanya yang menjadikannya Yahudi, atau Nasrani, atau Majusi.” (HR. al-Bukhari)

         Ketiga, faktor ketentuan Allah. Dalam perspektif Islam, terdapat faktor ketentuan Allah yang juga sangat berpengaruh pada perkembangan dan pertumbuhan. Karena Allah memiliki kontrol penuh atas segalanya, dengan kekuatan dan pengaruh-Nya.
Faktor ketiga ini menjadi lebih signifikan dan dominan, karena ia yang memantau dan menjaga besarnya kekuatan alam, dan berpengaruh pada kehidupan dan perkembangan manusia.

        Menurut saya, buku ini dapat memperluas perspektif kita dalam memahami islam maupun ilmu Psikologi itu sendiri. Dengan perspektif yang lebih luas, tentunya makin banyak sisi yang dapat kita gali dan optimalkan dalam menyelesaikan berbagai tantangan kehidupan dan kemanusiaan yang ada pada zaman ini. Sangat cocok bagi mereka yang menaruh minat pada kajian-kajian islam, kajian ilmu-ilmu psikologi, maupun bagi mereka memang sudah berkecimpung dalam bidang psikologi ini (mahasiswa psikologi, dosen, psikolog, peneliti, dsb).

sumber : https://pamungkasbirawa.wordpress.com/2011/01/30/review-buku-psikologi-perkembangan-islam/


0 komentar:

Posting Komentar